Langsung ke konten utama

Asal Usul Cabe-Cabean

Apasih cabe-cabean itu? Banyak orang yang masih belum mengetahui arti sebenarnya dari cabe-cabean. Anak remaja zaman kini sering memakai kata-kata ini bila melihat perempuan yang perilakunya kurang etis. Tapi tahukah anda bagaimanakah asal usul dari cabe-cabean itu? Berikut pecahbangetdotcom akan mengulas lengkap Asal usul dari cabe-cabean.

Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang gemar memakan cabe. Kuliner jenis apa pun, terasa hambar tanpa yang pedas-pedas. Bukan saja restoran waralaba siap saji akan terasa aneh bila tidak menyediakan sambal, rumah makan yang spesial “membakar” lidah dengan aneka jenis sambal pun kian favorit dan menjamur.

Mengenai hal tersebut di atas, saya tidak dibuat terheran-heran. Namun, tiba-tiba saja saya merasa sangat telmi, jadul, dan jablay dalam memahami perbincangan tentang “Cabe-cabean” yang bukan cabe, yang sedang menyeruak ramai di media massa dan media sosial belakangan ini. Cabe-cabean sekonyong-konyong menjadi buah bibir dan menjadi tren.

Sejenak saya teringat pada buku pemasaran karya Rhenald Kasali, tempat saya pertama kali membaca tentang segmentasi berdasarkan generasi (cohort/kohor). Di sana diperkenalkan Kohor kemerdekaan (generasi yang lahir antara 1921-1933), kohor Tritura (1936-1950), kohor perang dingin (1951-1960), kohor komputer (1961-1970), dan kohor internet (setelah 1970).

Kini tampaknya Rhenald Kasali perlu melanjutkan penelitiannya agar klasifikasinya tidak berhenti di kohor internet, sekaligus memberi jawaban atas pertanyaan banyak orang, setidaknya saya sendiri, mengenai generasi apakah Cabe-cabean ini.

Profil Tak Terduga..!!

Saya lalu membaca banyak artikel mengenai topik ini, lalu menarik beberapa simpul yang menarik. Asal-usul istilah Cabe-cabean belum terlalu jelas rekam jejaknya, demikian pula dengan definisinya yang masih longgar sesuai dengan konteks tempat dan konteks kelompok. Namun, semuanya merujuk pada akronim Cabe dari “Cewek Alay Bisa Ehem“. Tiga kata pertama, terang-benderang kita ketahui artinya, namun kata terakhir membawa kita ke dunia ambigu.

Cabe-cabean adalah istilah yang disandangkan kepada gadis-gadis belia (ABG) usia SMP dan SMA yang terlibat dalam pergaulan malam terutama di seputar balapan liar jalanan. Kehadirannya selain menambah semarak balapan yang memicu adrenalin para cowok remaja, konon juga kerap dijadikan “bahan” taruhan. Ketika pertaruhan uang telah menjadi hal biasa, maka perlombaan demi mendapatkan “hadiah” yang ini, akan mendorong seseorang untuk menguji nyalinya. Dalam kasus ini, Cabe-cabean bukan saja sekadar menganut paham bebas bergaul, melainkan juga sampai pada tahap bebas di-”ehem”.

Cewek-cewek belia nan seksi ini memang beda bila dibandingkan remaja umumnya. Cabe-cabean ini memang tertarik dan suka berkerumun pada balapan liar. Ada pula yang bermotif mencari cowok jago balap dengan motor keren. Atau, sekadar mencari hiburan di malam hari di tempat-tempat mereka diterima dan dianggap dewasa.

Di manakah tempat-tempat favorit mereka? Tentu saja di pinggir jalan tempat balap liar malam hari kerap berlangsung atau tempat nongkrong anak-anak motor, serta bengkel-bengkel modifikasi motor. Bagaimana tampilan favorit mereka? Mudah ditandai dengan atribut baju seksi dan celana pendek. Aksi merokok sering kali menemani mereka menghabiskan malam yang panjang itu.

Bacaan lebih lanjut membawa saya pada rincian profil mereka secara lebih detail dan dalam cakupan lebih luas, sebagaimana disampaikan oleh Gofar Hilman. Saya meringkas ketiga kategori yang dimaksud tersebut sebagai berikut:

1. Cabe Ijo: Tipe kelas atas, biasanya dari SMA gaul di Jakarta. Sering nongkrong di tempat yang lagi hits. Dandanannya mentereng dan sangat ingin dipandang dewasa.

2. Cabe Merah: Kategori ini biasanya kongkow di klub yang ada di sekitar Kemang, Jakarta Selatan. Namun konon sebelumnya, mereka nongkrong dulu di swalayan.

3. Cabe Oranye: Ini tipe gadis jalanan. Biasanya nongkrong sambil menonton balapan liar. Ketika sore, senang sekali naik motor bonceng tiga, dan tidak pake helm. Biasanya sambil cekikikan, main HP, dan pakai behel.

Lebih lanjut, informasi dari seorang rapper muda bernama Young Lex, memberikan detail sepuluh ciri Cabe-cabean:

  1. Pakai behel untuk bergaya
  2. Malam Minggu pakai make-up
  3. Bonceng motor bertiga atau berempat
  4. Suka kebut-kebutan
  5. Segala sesuatu di-update dan pakai rok di atas perut
  6. Cabe sering kali teriak cabe
  7. Malam mingguan di pasar malam
  8. Pacaran di-fly over
  9. Enggak terima dengan keadaan
  10. Baju ketat, celana pendek, naik motor

Fenomena dan Tips untuk Orangtua dan Sekolah..

Fenomena apa yang sedang terjadi pada gadis-gadis muda di ibu kota ini? Muhammad Rizal, psikolog dari Lembaga Terapan Psikologi UI mengatakan bahwa ini untuk menunjukkan bahwa mereka ada di sebuah kelompok. Semakin mereka menunjukkan keberadaannya, semakin mereka dianggap hebat. Namun demikian, dalam dugaan Rizal ini bukanlah hal baru. “Saya menduga ini fenomena lama yang sudah ada, tapi sekarang ditambah dengan nama Cabe-cabean.”

Sementara itu menurut Seto Mulyadi, Ketua Komisi Perlindungan Anak, para remaja ini melakukan tindakan kreatif yang keliru. Usia para ABG ini, masuk dalam fase perkembangan. Dalam fase ini, para remaja cenderung melakukan pencarian identitas dengan emosi yang meledak-ledak. Bahkan Kak Seto mensinyalir tidak hanya Cabe-cabean, fenomena arisan seks remaja, pelacuran dan tawuran juga terjadi karena energi mereka tidak tersalurkan secara positif.

Pola asuh orangtua yang permisif (longgar), turut menyuburkan fenomena ini. “Pengawasan orangtua yang longgar membuat anak semakin leluasa dalam bergaul. Kebebasan yang dimiliki oleh seorang anak pun sering berujung pada berbagai perilaku yang melanggar aturan dan norma-norma yang berlaku,” jelas tutur Aries Merdeka Sirait, Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA).

Untuk mencegah gadis-gadis remaja agar tidak terpengaruh dan larut dalam fenomena ini, bukanlah pekerjaan yang mudah. Semua tergantung pergaulan yang dipilih anak-anak dan norma yang diterapkan keluarga. Bagi Rizal, orangtua dan sekolah berperan besar dalam upaya pencegahan. Orangtua harus melakukan mengatur dan mengawasi anak-anaknya keluar malam, sementara sekolah harus tegas dengan aturan berpakaian siswi-siswinya.

Ya, sesederhana sekaligus seberat itu tugas orangtua dan sekolah. Namun, hal ini sudah selayaknya diperjuangkan karena terlalu besar risiko yang dipertaruhkan di kemudian hari. Fenomena ini jelas tak bisa dibiarkan. Dengarlah pengakuan seorang gadis ABG yang mengaku kerap menonton balapan liar di kawasan Kebon Nanas dan Banjir Kanal Timur (BKT), “Ya, abis bosen aja di rumah. Sekedar nyari refreshing,” ungkapnya. “Jarang diperhatiin aja sama orang di rumah. Kalau pulang jam berapa juga nggak ada pada khawatir.”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Goa Akbar Tuban Info Sejarah Dan Misteri

Goa Akbar Tuban Info Sejarah Dan Misteri  Goa Akbar – Kota Tuban Jawa Timur memang dikenal dengan julukan seribu goa hal tersebut tak lain karena memang di kota ini memiliki beberapa wisata goa yang memiliki nilai sejarah dan keindahan yang menjadi pkusat perhatian para wisatawan. Tidak hanya wisatawan local wisatawan luar kotapun bnayak yang berdatangan untuk menyaksikan fenomena alam yaitu sebuah goa yang memiliki keunikan dan pemandangan yang luar biasa, jika di posting yang lalu matajatim membagikan sebuah goa yang cukup unik yaitu goa suci maka dikesempatan kali ini admin akan membagikan obyek wisata goa lainnya yang juga populer akan keindahan dan sejarah bahkan misterinya yaitu Goa Akbar, namun sebelum membahas tentang keindahan dan hal menarik di goa akbar tersebur alngkah baiknya kita kenal dulu tentang sejarah goa tersebut. Sejarah Singkat Goa Akbar Nama Goa Akbar berasal dari kata “Abar” yang mana nama tersebut diambil dari sebuah pohon yang konon tumbuh d...

8 Gorengan Paling Laris di Indonesia

Halo, sobat pecahbanget.com. Masih ingat tidak dengan kru pecahbanget.com yang menjadi sesepuh kami karena paling senior dalam dunia blog, yaitu Aziz Akbar. Meski telah lama berpisah dengan pecahbanget.com karena terpisah jarak, beliau masih menjadi motivator bagi kami dan memberi inspirasi untuk menulis artikel. *Maaf,  jadi curhat*.. Beberapa saat yang lalu, ane melihat muka beliau lewat fotonya. Karena mukanya jelek seperti gorengan, ane mendapat inspirasi untuk berbagi artikel seputar gorengan.. Gorengan adalah makanan yang sangat mudah untuk dibuat. Rasanya enak, cocok dijadikan cemilan, bisa juga dijadikan lauk tambahan. Bagi anak kos, gorengan bisa menjadi lauk utama, hehehe. Karena itu, bisnis gorengan termasuk bisnis yang menguntungkan jika dijalankan dengan sungguh-sungguh.. Bagi Anda yang ingin mencoba bisnis gorengan, kami berbagi informasi tentang gorengan paling laris di Indonesia.. Di bawah ini adalah 8 gorengan terlaris di Indonesia..!! 1. Tempe goreng T...

Berbagai Teori tentang Asal Usul Kata Jomblo

Jomblo bukanlah kata yang asing di telinga kita. Apalagi bagi para penyandang status tersebut, kata itu pasti sering muncul dalam kehidupannya sehari-hari .. Tahukah Anda, kata jomblo itu berasal dari kata apa? Diambil dari bahasa apa? Sejak kapan kata jomblo mulai diucapkan? Oh ya, bagi yang belum tahu, jomblo adalah orang-orang yang tidak punya pasangan, baik suami/istri maupun pacar. Jomblo berbeda dengan single .. Dari mana asal usul kata jomblo.? Menurut teori yang paling dipercaya, asal usul kata jomblo adalah dari bahasa Sunda, yaitu JOMLO. Kata itu sudah dimasukkan ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ada pun arti sebenarnya dari kata itu adalah wanita yang sudah berumur tapi tidak kunjung menikah, atau kata kasarnya ‘perawan tua’. Kata ini mengalami perluasan makna, tidak hanya perawan tua saja yang menyandang kata ini, kaum remaja yang tidak punya pacar juga disebut sebagai jomblo. Kata ini juga ditambahkan huruf ‘B’ menjadi JOMBLO, mungkin tujuannya supaya lebih m...