Kadang beberapa orang memiliki kelainan pada dirinya yang mereka anggap biasa saja. Contohnya saja pada seseorang yang perfeksionis yang menganggap segala suatu yang ia kerja bukan merupakan sebuah kelaian melainkan hanya sifat yang mengedepankan kesempurnaan dalam segala hal.
Namun ternyata meskipun mereka menganggap itu biasa saja, beberapa pakar mencantumkan perfeksionis juga merupakan sebuah kelainan mental dari 4 kelainan lainnya.
Dari sumber daftarmenarik berikut ini ada beberapa keseharian sehari-hari orang yang termasuk menandakan orang ini mengalami kelainan mental.
Sebagai manusia sosial kita juga wajib mengamati sekitar termasuk kebiasaan orang lain, shinggga bisa diberitau dan dikondisikan jika berkelakuan seperti ini.
Langsung aja cek 5 kelainan sifat yang menandakan kelainan mental dari orang itu sendiri:
Setiap orang memiliki perasaan takut, dan itu hal yang alamiah. Tapi, segala hal yang berlebihan pasti tidak baik. Takut yang berlebihan akan suatu hal atau seseorang bisa menyebabkan gangguan kepribadian yang sering kita dengar dengan sebutan paranoid.
Takut di sini bukan karena setan atau sejenisnya, namun tindakan ketidakpercayaan kepada orang lain dan kecurigaan berlebih bahwa orang di sekitarnya memiliki motif jahat.
Mereka yang paranoid memiliki kecenderungan enggan memercayai orang lain. Mereka juga cenderung suka menyalahkan orang lain serta menyimpan dendam, meskipun kesalahan ada pada diri mereka.
Semua orang pasti pernah mengalami situasi dimana ia malas betul melakukan aktivitas apapun. Hal ini juga wajar dan merupakan salah satu “sifat natural” manusia, terlebih lagi bila batas kelelahan yang dirasakan sudah mencapai batas maksimalnya.
Tapi faktanya, terlalu sering merasa malas justru salah satu tanda kamu sedang mengalami masalah mental, loh. Rasa malas timbul karena hilangnya motivasi seseorang untuk mengerjakan sesuatu hal. Dan itu bisa menjadi kabar buruk bila terus berlanjut, karena akan merusak kinerjamu dalam segala aspek kehidupan.
Bayangin aja, rasa malas itu menyebabkan orang ogah-ogahan melaksanakan tugas, tidak disiplin, tidak tekun, suka menunda sesuatu, dan mengalihkan diri dari kewajiban. Karena rasa malas pula, seseorang seringkali berakhir tidak produktif, badan terasa lesu, semangat dan gairah menurun.
Sebagian orang mungkin mengira sifat perfeksionis adalah suatu kelebihan, karena biasanya kebiasaan selalu memerhatikan detail dan sulit menolerir kesalahan membuat sang perfeksionis bisa menjadi andalan dalam banyak hal atau pekerjaan.
Tapi ternyata, perfeksionis itu bisa menjadi salah satu gangguan kepribadian yang biasa disebut Obsessive Compulsive. Orang dengan gangguan kepribadian obsesif-kompulsif terlalu fokus pada kesempurnaan.
Penderita gangguan ini biasanya memiliki kecenderungan harus melakukan segalanya dengan benar (sesuai pandangan pribadinya), tapi akhirnya malah lebih sering mengganggu produktivitas mereka. Sifat terlalu perfeksionis cenderung membuat seseorang terjebak dalam hal yang terlalu mendetail, namun kehilangan gambaran yang lebih besar.
Dan mereka juga sering mengalami kesulitan mengekspresikan emosi.
Suasana hati yang sering berubah-ubah atau yang biasa kita kenal dengan sebutan moody-an juga ternyata bisa menjadi salah satu tanda bahwa kita mengalami gangguan kepribadian loh.
Hmmm, sebutan ilmiah buat gangguan kepribadian ini adalah Borderline personality. Hal ini menunjukan adanya ketidakstabilan dalam suatu hubungan, mood, dan citra diri (self-image).
Borderline bisa diartikan sebagai ambang. Dikatakan ambang karena memang diketahui para penderitanya berada pada “ambang” psikosis atau kelainan jiwa. Penderita gangguan ini juga mengalami kesulitan dalam mengendalikan emosi yang mereka miliki. Dan biasanya, hal ini terjadi justru pada orang di atas usia 18 tahun.
Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) atau gangguan stres pascatrauma adalah salah satu gangguan kejiwaan yang bisa membuat sifat seseorang berubah drastis dalam waktu singkat, atau dalam kurun waktu yang cukup lama dari kejadian yang membuatnya trauma.
Contoh peristiwa traumatis yang bisa memunculkan gangguan ini adalah kecelakaan lalu lintas, bencana alam, tindak kejahatan seperti pemerkosaan atau perampokan, atau trauma akibat ditinggal orang yang disayanginya. 30%-35% orang yang mengalami kejadian traumatis diperkirakan mengalami gangguan ini juga.
Ketika dirimu menemukan hal-hal yang dijelaskan di atas, entah untuk dirimu sendiri atau orang lain, jangan ragu untuk konsultasi kepada terapis ataupun psikolog untuk mengatasi gangguan yang terjadi. Dengan melakukan itu juga, setidaknya kamu bisa mengurangi kemungkinan kondisi gangguannya bertambah parah.
Berceritalah kepada orang yang tepat atau Konsultasikan ke pakarnya agar hati kamu tidak menanggung beban yang terlalu berat. Mungkin beberapa sifat negatif terbentuk karena luka masa lalu dan akan berangsur hilang jika kamu segera mencari solusinya.
Namun ternyata meskipun mereka menganggap itu biasa saja, beberapa pakar mencantumkan perfeksionis juga merupakan sebuah kelainan mental dari 4 kelainan lainnya.
Dari sumber daftarmenarik berikut ini ada beberapa keseharian sehari-hari orang yang termasuk menandakan orang ini mengalami kelainan mental.
Berikut Kebiasaan Yang Menandakan Kamu Memiliki Kelainan Mental..!!
Sebagai manusia sosial kita juga wajib mengamati sekitar termasuk kebiasaan orang lain, shinggga bisa diberitau dan dikondisikan jika berkelakuan seperti ini.
Langsung aja cek 5 kelainan sifat yang menandakan kelainan mental dari orang itu sendiri:
1. Takut Berlebihan Bisa Menjurus Ke Paranoid
Setiap orang memiliki perasaan takut, dan itu hal yang alamiah. Tapi, segala hal yang berlebihan pasti tidak baik. Takut yang berlebihan akan suatu hal atau seseorang bisa menyebabkan gangguan kepribadian yang sering kita dengar dengan sebutan paranoid.
Takut di sini bukan karena setan atau sejenisnya, namun tindakan ketidakpercayaan kepada orang lain dan kecurigaan berlebih bahwa orang di sekitarnya memiliki motif jahat.
Mereka yang paranoid memiliki kecenderungan enggan memercayai orang lain. Mereka juga cenderung suka menyalahkan orang lain serta menyimpan dendam, meskipun kesalahan ada pada diri mereka.
2. Suka Malas-malasan? Bisa Jadi Tanda Gangguan Mental
Semua orang pasti pernah mengalami situasi dimana ia malas betul melakukan aktivitas apapun. Hal ini juga wajar dan merupakan salah satu “sifat natural” manusia, terlebih lagi bila batas kelelahan yang dirasakan sudah mencapai batas maksimalnya.
Tapi faktanya, terlalu sering merasa malas justru salah satu tanda kamu sedang mengalami masalah mental, loh. Rasa malas timbul karena hilangnya motivasi seseorang untuk mengerjakan sesuatu hal. Dan itu bisa menjadi kabar buruk bila terus berlanjut, karena akan merusak kinerjamu dalam segala aspek kehidupan.
Bayangin aja, rasa malas itu menyebabkan orang ogah-ogahan melaksanakan tugas, tidak disiplin, tidak tekun, suka menunda sesuatu, dan mengalihkan diri dari kewajiban. Karena rasa malas pula, seseorang seringkali berakhir tidak produktif, badan terasa lesu, semangat dan gairah menurun.
3. Super Duper Perfeksionis
Sebagian orang mungkin mengira sifat perfeksionis adalah suatu kelebihan, karena biasanya kebiasaan selalu memerhatikan detail dan sulit menolerir kesalahan membuat sang perfeksionis bisa menjadi andalan dalam banyak hal atau pekerjaan.
Tapi ternyata, perfeksionis itu bisa menjadi salah satu gangguan kepribadian yang biasa disebut Obsessive Compulsive. Orang dengan gangguan kepribadian obsesif-kompulsif terlalu fokus pada kesempurnaan.
Penderita gangguan ini biasanya memiliki kecenderungan harus melakukan segalanya dengan benar (sesuai pandangan pribadinya), tapi akhirnya malah lebih sering mengganggu produktivitas mereka. Sifat terlalu perfeksionis cenderung membuat seseorang terjebak dalam hal yang terlalu mendetail, namun kehilangan gambaran yang lebih besar.
Dan mereka juga sering mengalami kesulitan mengekspresikan emosi.
4. Hati-hati Buat Kamu yang Moody-an
Suasana hati yang sering berubah-ubah atau yang biasa kita kenal dengan sebutan moody-an juga ternyata bisa menjadi salah satu tanda bahwa kita mengalami gangguan kepribadian loh.
Hmmm, sebutan ilmiah buat gangguan kepribadian ini adalah Borderline personality. Hal ini menunjukan adanya ketidakstabilan dalam suatu hubungan, mood, dan citra diri (self-image).
Borderline bisa diartikan sebagai ambang. Dikatakan ambang karena memang diketahui para penderitanya berada pada “ambang” psikosis atau kelainan jiwa. Penderita gangguan ini juga mengalami kesulitan dalam mengendalikan emosi yang mereka miliki. Dan biasanya, hal ini terjadi justru pada orang di atas usia 18 tahun.
5. Sering Insomnia? Bisa Jadi Kamu PTSD
Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) atau gangguan stres pascatrauma adalah salah satu gangguan kejiwaan yang bisa membuat sifat seseorang berubah drastis dalam waktu singkat, atau dalam kurun waktu yang cukup lama dari kejadian yang membuatnya trauma.
Contoh peristiwa traumatis yang bisa memunculkan gangguan ini adalah kecelakaan lalu lintas, bencana alam, tindak kejahatan seperti pemerkosaan atau perampokan, atau trauma akibat ditinggal orang yang disayanginya. 30%-35% orang yang mengalami kejadian traumatis diperkirakan mengalami gangguan ini juga.
Ketika dirimu menemukan hal-hal yang dijelaskan di atas, entah untuk dirimu sendiri atau orang lain, jangan ragu untuk konsultasi kepada terapis ataupun psikolog untuk mengatasi gangguan yang terjadi. Dengan melakukan itu juga, setidaknya kamu bisa mengurangi kemungkinan kondisi gangguannya bertambah parah.
Berceritalah kepada orang yang tepat atau Konsultasikan ke pakarnya agar hati kamu tidak menanggung beban yang terlalu berat. Mungkin beberapa sifat negatif terbentuk karena luka masa lalu dan akan berangsur hilang jika kamu segera mencari solusinya.
Komentar
Posting Komentar